Sunday, January 24, 2010

Berangkat dengan LIAR,pulang bagai kawanan TERNAK

Berita 2 hari ini dipenuhi oleh 4 pokok berita:
-ATM di bobol
-Bonek menjarah di stasiun
-Persib menang 4-2 atas Persebaya

dan..
-Bonek diserang di sepanjang Jogja-Solo



mari sejenak lupakan berita di senayan yang itu-itu saja masalahnya,kalo ga pansus ngotot pas nanya,ya paling anggotany yang ribut sendiri..

Melihat gambar-gambar di TV, agak miris juga sih. Sebagai pecinta sepak bola, G bukan pecinta Persebaya Surabaya,tapi kalo lg maen pasti G dukung (apapun itu asal jangan tim Ibukota). Tapi kelakuan para Bondho Nekat emang udah kelewatan. Tanpa rasa bersalah mereka seenaknya menjarah dagangan di setiap stasiun yang mereka singgahi,termasuk Delanggu dan Wates yang terparah,dimana katanya salah satu korban dirampas arlojinya. Tidak hanya itu,ketika di Solo-Madiun,mereka dengan seenaknya menimpuk rumah penduduk dengan batu ballast yang diambil di stasiun Madiun..ckckck

Dan,mereka memang ingin cari masalah dengan warga Jogja dan Solo yang terang-terangan berang dengan Ulah Bonek di wilayah mereka.

Saat kereta pengangkut mereka yang pertama (KA luar biasa) memasuki daerah Jogja-Solo. Mereka disambut dengan para warga sekitar yang kalap,melempari nya dengan ratusan ballast yang tersaji di stasiun dan rel kereta. Meskipun suhu menurun ketika para Slemania dengan arif dan bijaksana memberikan suguhan berupa buah dan air kemasan,mereka tetap diserang ketika memasuki Klaten,dimana salah satu stasiun di sana,Delanggu,dijarah oleh mereka.


Keadaan semakin menjadi ketika kereta kedua yang membawa mereka mendadak berhenti di tengah perlintasan kereta api,sementara warga terus menghujani mereka dengan batu dan tongkat. Memasuki Stasiun Purwosari pun,kereta sudah tak berbentuk lagi,dan tetap dihujani batu oleh para warga sekitar,meskipun ada polisi disana.

Ternyata Lokomotif harus diganti karena ada kerusakan,mereka tertahan di Stasiun Solo Jebres. Dan...mereka pun merana,pingsan karena sesak nafas,luka-luka akibat batu,kritis karena lemparan yang mereka 'mulai' dulu, dan merengek kelaparan karena tidak ada pedagang yang sudi berdagang saat mereka melintas. Mereka persis seperti hewan ternak,meringkuk di gerbong yang kacanya telah hancur...

Dan petang hari,mereka baru di lepas kembali ke surabaya,dengan kawalan ketat polisi.

Sebuah panen yang mereka tuai,dari taburan benih mereka sendiri

Yang menjadi ironis adalah,
kelakuan mereka seperti ini: ingin menonton gratis,merusak KA,melempari warga,dsb dilakukan ketika mereka menonton di Luar Surabaya. Entah motivasinya apa,yang jelas,kebanyakan dari mereka itu kenyataannya tidak pernah membawa uang lebih dari 2000 rupiah (!!) untuk menonton Persebaya di luar kota..

dengan uang sebanyak itu..
Siapa yang memberi mereka makan??
Siapa yang memberi mereka tiket??
Siapa yang memberi fasilitas Kereta Api??
dan siapa yang meng-koordinir???

terlebih-lebih,
Siapa yang bertanggung jawab???

jika saya berada di sana,
meskipun saya pecinta Kereta Api, saya tidak akan segan untuk mengambil ballast yang tersaji,dan menyerang mereka...

No comments:

Post a Comment