Friday, November 13, 2009

Ir.Wiyoto Wiyono,Msc dan Masalah Bahasa

Penggunaan Bahasa Indonesia dewasa ini sungguh mengkhawatirkan. Pemakaian Bahasa asing yang dianggap tak ada terjemahannya dalam Bahasa Indonesia,bahkan penggunaan istilah istilah aneh yang kurang pas,namun dipakai oleh para tokoh publik yang lagi-lagi sayangnya, di ikuti oleh sebagian masyarakat Indonesia yang amat 'Figure-Minded' alias menjadi peniru apa yang dilakukan oleh para tokoh publik.

Lalu,apakah maksud dari Judul tulisan ini? Apa hubungannya antara Ir.Wiyoto Wiyono,Msc dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar??

Benar, Ir Wiyoto Wiyono,Msc bukanlah ahli bahasa. Gelar dibelakang namanya sudah menjelaskan hal itu. Beliau adalah penggagas sekaligus perancang pembangunan jalan layang bebas hambatan terpanjang di Indonesia antara Cawang-Plumpang(tanjung priok). Jangan menghubungkan nama beliau dengan Bahasa,tetapi antara Karya beliau dengan Bahasa.


-salah satu gerbang tol Ir.Wiyoto Wiyono,Msc-

Beberapa waktu lalu, pilar-pilar jalan tol ini,mulai dari depan Bea Cukai sampai perempatan Utan Kayu ('Cukai-Kayu' menurut para kondektur) digunakan sebagai media para seniman mural untuk mengkampanyekan budaya berbahasa Indonesia. Banyak sekali kutipan-kutipan maupun slogan-slogan yang ditulis. Misal: 'Bahasa Indonesia WAJIB! Bahasa Asing Perlu', atau kutipan penyair Subagio Sastrowardoyo: ASAL MULA ADALAH KATA

Tetapi beberapa mural juga menampilkan istilah-istilah baru yang merupakan padanan dari kata-kata asing yang dewasa ini sering digunakan. Misal: Unduh untuk 'Download', Peramban untuk 'Browser',Pewara untuk 'MC'. Tetapi ada istilah yang benar-benar baru di tambahkan, atau setidaknya jarang digunakan. Misal: Daring untuk ONLINE. Ya. Istilah ini diambil dari terjemahan kata online : dalam jaringan. Jadi terdengar keren juga bila diaplikasikan dalam istilah.

OL menjadi DJ.

Atau lagu Saykoji liriknya diubah menjadi '..aku Daring,Daring...Daring..Daring..'

Dan,satu lagi. Istilah 'town square'. Menurut terjemahannya, Town Square adalah alun-alun kota, merujuk pada kondisi/bentuk dari konsep town square di negara lain. Tahu apa terjemahannya? ANGGARA KOTA. Jadi bisa dibayangkan apabila 'Depok Town Square' ato 'Detos' menjadi 'AngKoDe', CiTos menjadi 'AngKoCi',tentu para pengembang akan berpikir ulang untuk membangun. Sebab namanya terlalu membumi dan tidak komersil.

Meskipun hanya melalui pilar jembatan, setidaknya ini menjadi pengetahuan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Catat: Jumlah masyarakat di Indonesia yang menggunakan atau setidaknya memiliki KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA lebih sedikit dibandingkan yang menggunakan atau memiliki KAMUS BAHASA ASING

No comments:

Post a Comment