Lagi-lagi Perancis pulang lebih awal di Piala Dunia. Bukan mengulang sejarah mereka di tahun 2006 atau 1998,mereka justru gagal lolos di Grup A dengan memalukan: Peringkat ke 4 dibawah Uruguay,Meksiko,dan tuan rumah Afrika Selatan,yang mengalahkan Perancis (!) 2-1 di partai terakhir.
Apa ada yang salah dengan tim ini?
Jawabannya : ADA
Dimulai dari saat kualifikasi Zona Eropa. Tergabung dalam grup 7,mereka justru menuai hasil buruk sehingga kalah bersaing dengan negara 'baru' : SERBIA,sehingga gagal lolos langsung ke Afrika Selatan. Mereka terpaksa playoff dengan Irlandia. Disini mereka memang lolos,tetapi cara nya sangatlah tidak terhormat dengan insiden 'kaki katak'-nya Thierry Henry,yang memegang bola dengan tangan sebanyak 2x,sebelum diumpan dan dikonversi menjadi gol kemenangan mereka atas Irlandia di Stade de France.
Saat masa persiapan,mereka terbukti tidak kompak. Masing-masing pemain memiliki ego yang cukup tinggi. Bahkan ketika sang kapten,Patrice Evra ditanya wartawan tentang bagaimana penampilan Yoann Gourcuff di timnas Perancis,ia malah menyarankan wartawan untuk bertanya pada pemain lain,karena ia belum pernah berbicara dengan Yo-sapaan Gourcuff-. Ironis. Kapten Tim yang harus menjaga harmoni dan kekompakan pemain setelah pelatih harusnya bisa mengenal dengan baik pemain-pemain yang akan dipimpinnya. Bagaimana kerjasama bisa terlaksana,bila pemimpinnya saja tidak tahu seperti apa anak buahnya?
Dan pelatih Raymond Domenech sepertinya memang sudah berada di titik nadir. Setelah Piala Dunia 2006,ia secara berkesinambungan gagal mengangkat performa Les Blues. Tapi,seperti para pemainnya,Domenech memiliki ego yang tinggi juga. Ia bahkan tidak mengundurkan diri lebih cepat,dan menunggu sampai Piala Dunia 2010 untuk digantikan oleh mantan bek Timnas Perancis era 90-an,Laurent Blanc.
Lihatlah yang terjadi. Ditahan imbang oleh Uruguay 0-0,kalah oleh Meksiko 0-2,dan oleh Afrika Selatan 1-2.
Poin 1,hanya memasukkan 1 gol dan kebobolan 4 gol.
Ditambah lagi dengan konflik yang makin meruncing. Saat jeda pertandingan,striker mereka Nicholas Anelka protes terhadap strategi sang pelatih. Apa lacur,Anelka justru diusir dari Timnas Perancis,dan Anelka menerimanya dan tidak akan menyesal dan meminta maaf.
Setelah Anelka diusir,ternyata tim justru semakin bergejolak,dengan adanya boikot latihan oleh para pemain yang diwakili oleh sang kapten,Evra,sebagai protes atas hengkangnya Anelka.
Tetapi,bukan Anelka lah yang menjadi 'bom',melainkan HENRY.
Ya,jelaslah bahwa sebenarnya yang marah adalah ia. Henry susah payah menenggelamkan citra nya sebagai pemain genius kedalam kubangan lumpur dengan aksi 'kaki katak' nya,dan mengakuinya kalau gol itu menggunakan tangan. Prancis lolos dengan tangan Henry,tetapi tidak ada rasa berterimakasih dari Domenech untuk memainkannya selama 90 menit pertandingan. Henry sebenarnya sudah menyiapkan sepatu khusus yang ia pesan dan diantar ke stadion cepat-cepat untuk ia kenakan di partai Prancis vs Meksiko. Nyatanya,sepatu itu tak pernah dijejakan di pertandingan itu karena ia tidak dimainkan.
Wajar ia marah,dan mungkin menjadi motor dari aksi mogok. Setelah apa yang ia lakukan untuk Piala Dunia,ternyata ia justru tidak dimainkan oleh pelatih.
Aksi ini berbuntut panjang,Managing Director FFF Jean-Louis Valentin mengancam mundur karena malu dengan Timnas Prancis. Sampai-sampai Presiden Prancis,Sarkozy,turun tangan dengan mengutus menteri olahraga untuk mendamaikan masing-masing pihak.
Sudahlah Prancis,Pulanglah dan bereskan dulu ego-ego seluruh elemen timnas-mu.
Rentrez chez vous, les Bleus!